yolah yo critokan gini dio; waktu itu selesai sholat jumAt, kuat niat yong cari duet buta naek haji meski waktu tinggal 2 hari lagi jemaah nak berangkat. yong tak peduli ado jatah tidak buat yong berangkat, yang jelas yang dah daptar ke pegawai pemberangkatan haji. yong berangkat bawa pompong nak jareng ikan, ingat kedai kopi yong ambe dompet dan berangkat ke kedai kopi kejap. maklom yong tak kuat kalau tak minom kopi. selesai minom kopi yang berangkat, ditanyo budak ka pelabuhan Nak
Text] Cerita lucu Yong dolah BENGKALIS RIAU Part #1; If this is your first visit, be sure to check out the FAQ by clicking the link above. You may have to register before you can post: click the register link above to proceed. To start viewing messages, select the forum that you want to visit from the selection below.
YONGDOLAH MAKAN DI RESTORAN MEWAH DI INGGRIS Yong melancong ke Inggris Yong caghi umah makan paleng beso.. Paleng mahal Nak makan sedap.. Masok restoran yong langsong disambot pelayan dan dikasi buku menu Tapi yong bingong nak mileh menu.. CERITA 5. Yong Dolah melancong ke Inggris (BAGIAN II) Yong dapat penghargaan GUINESS BOOK
Beritaseni budaya : Galeri Hang Nadim (GHN) kembali menyelenggarakan pameran seni rupa untuk yang kedua, setelah menaja pameran Rupa, Drawing, Kartun+Kaligrafi (Rudraka) yong dolah, seni rupa riau, kartun, komik yong dolah,furqon elwe
Abestu yong keker ke arah bandara simpang tiga.. alamak,.. pesawat dah nak take off--- ahkk dah terbang pulak yong lompat ke atas.. tinggi betol pesawat tu.. yong teriak ke pilot singgah sini aku nak ikot ke jepon.. pilot tu jawab tak bisa singgah do yong, kalau bisa singgah dari tadi aku cakap tunggu aje kak bengkales,.. peneng kepalo.., yong ambek tali rapia yong umban ke pesawat tu.. dan tersangkotlah tali rapia tu ke pesawat.. naek lah yong ke pesawat..
PameranKomik Yong Dolah Dibuka. Seni Budaya | Sabtu, 22 Februari 2020 - 23:04 WIB. LIHAT PAMERAN : Budayawan Riau Datuk Seri Al Azhar didampingi Komikus Furqon Elwe melihat komik Yong Dolah yang dipamerkan di Galeri Hang Nadim, Anjungan Kampar kawasan Bandar Seni Raja Ali Haji, Sabtu (22/2/2020). (EVAN GUNANZAR/RIAU POS)
BeberapaKisah - Kisah Yong Dolah : Yung Dolah Naik Haji Perjalanan Yung Dolah ke Negri Ngotjoleria Yung Dolah Memanjat Patung Liberty Yung Dolah Jadi Kapten Kapal Pesiar Yung Dolah Orang Riau Ikut Perang Teluk Linggis dan Tangga Yung Dollah Umpan Daun Yung Dolah Yung Dolah Dan Piala Dunia Yung Dolah Jadi Kapten Kapal Pesiar
BolUff1.
Rombongan Haji tiba di Mekkah. Foto Dok. KITLVArtikel seutuhnya berasal dari Historia yang merupakan majalah sejarah online di Indonesia, ialah partner Nusantara sudah banyak yang memeluk Islam. Kesultanan Islam telah dikenal dunia. Namun, hingga dua abad setelahnya tak diketahui apakah sudah ada yang pernah naik haji ke tertulis pertama tentang orang Melayu atau Nusantara yang berhaji baru muncul pada akhir abad ke-15 M, yaitu Hang Tuah yang ceritanya dikenal sekira 1482 M.“Hang Tuah tokoh tersohor di Malaka. Ini masa akhir kehidupan Malaka sebagai kesultanan dan 30 tahun sebelum direbut Portugis pada 1511,” kata Henri Chambert-Loir, peneliti di Ecole Française d’Extrême-Orient EFEO, dalam acara Borobudur Writers Cultural and Festival ke-7, di Hotel Manohara, Magelang, Jumat 23/11. Namun, kisah Hang Tuah ini pun terbukti mendapat tambahan dalam tubuh ceritanya. Adegan ini, menurutnya, dipinjam dari teks Arab. “Ini artinya bukan orang Nusantara atau Hang Tuah yang pergi ke Makkah,” lagi, menurut Henri, catatan perjalanan naik haji berikutnya umumnya negatif. Beberapa tokoh utama menafikan manfaat naik haji. Contohnya kisah tentang dua orang sultan Malaka. Pertama, sultan yang berkali-kali ingin naik haji, tapi keburu meninggal sebelum naik haji. Sultan kedua secara gamblang menafikan ketinggian Makkah atas Malaka. Dia juga secara tersirat menafikan kesahan ibadah haji ke itu datang dari penjelajah asal Portugis, Tome Pires dalam catatannya, Suma Oriental. Sultan yang dimaksud adalah Sultan Mahmud Syah 1488-1511. “Dia begitu pongah keterlaluan dan takabur tentang ini sampai dia membanggakan diri sedemikian berkuasa hingga dapat menghancurkan bumi dan dunia memerlukan pelabuhannya sebab letaknya di ujung musim, dan Malaka akan dijadikan Makkah, dan dia tak berpegang pada pendapat ayah dan kakeknya mengenai pergi ke Makkah,” catat Pires. Suasana haji di Kakbah, Mekkah pada 18 July 1889. Foto Getty ImagesTokoh yang senada adalah Hamzah Fansuri, penyiar sufi agung dari pelabuhan Barus. Dia pernah naik haji seperti disinggungnya dalam syair Di dalam Makkah mencari tuhan di Bait al-Ka’bah/ Di Barus ke Kudus terlalu payah/ Akhirnya dapat di dalam rumah. Ini artinya, kata Henri, Hamzah Fansuri pergi ke Mekkah, menjalankan ritual haji, mencari Tuhan di dalam Masjidil Haram, tetapi merasa justru menemukan Tuhan di dalam dirinya sendiri. Bait ini, termasuk wacana yang meremehkan peran haji dalam kehidupan seorang muslim, khususnya aliran tasawuf. “Tuhan tak perlu dicari di Makkah, adanya di dalam diri sang sufi,” kataHenri. Lalu pada awal abad ke-17 M, cerita datang dari seorang ulama tersohor, Syeikh Yusuf Makassar. Dia kemudian menjadi qadi di Kesultanan Banten pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1683.Kisah ini, kata Henri, ditemukan dalam naskah Bugis, Riwakna Tuanta Salamaka ri Gowa. Syeikh Yusuf naik kapal. Di tengah pelayaran, dia berjumpa Nabi Khidir. Syeikh Yusuf dinasihati supaya tak perlu pergi ke Makkah. Kata sang nabi, tak ada yang bisa dipelajari di situ. Namun, Syeikh Yusuf tetap pergi ke Makkah. Setibanya di sana, dia melakukan berbagai keajaiban yang memperlihatkan kelebihannya atas penduduk sejarahnya, menurut Henri, tak ada satu pun raja atau sultan Indonesia naik haji kecuali Sultan Pontianak pada 1800 M. Namun dia pun bukan orang Nusantara, melainkan Arab. “Barangkali ini disebabkan karena raja-raja Indonesia tak mau mengakui kelebihan negara lain,” ucap Henri. Kendati begitu, beberapa raja, dari Baten, Mataram, dan Makasar mengirim utusan ke Makkah untuk memohon gelar sultan. Beberapa sultan juga mendirikan rumah pemondokan di Makkah dan Mina untuk calon haji dari kerajaan mereka. Sulitnya menemukan catatan perjalanan orang Nusantara pergi haji, bukan berarti tak pernah ada yang berhaji. Pasalnya, kebiasaan menulis catatan harian atau catatan perjalanan memang bukan menjadi kebiasaan orang Melayu atau Nusantara. “Menulis tentang diri sendiri bukan budaya Indonesia. Ini baru muncul pada abad ke-19 karena pengaruh Eropa,” kata Haji tiba di Tanjung Priok. Foto Dok. KITLVDengan demikian kisah orang Melayu naik haji baru muncul lama sekali setelah Islam masuk ke Nusantara. Kisahnya muncul dalam Tuhfat al-Nafis oleh Raja Ahmad, bangsawan keturunan Bugis dari Riau. Tulisannya itu dibuat pada 1860-an. Sementara dia naik haji pada 1828. “Dia tidak menyebut mau menunaikan rukun Islam, tapi membayar nazar yang diucapkannya waktu sakit,” ujar kisah haji dalam Perjalanan Saya ke Makkah karya Wiranatakusumah, yang saat itu menjabat bupati Bandung. “Salah satu kisah tentang naik haji paling menarik,” kata 40 tahun kemudian muncul semakin banyak kisah haji. Ada sembilan kisah, dari Hamka, Ali Hasjmy, Rosihan Anwar, dan Asrul Sani. Pada 1965, kisah haji terbit dalam jumlah lebih banyak lagi, sampai puluhan judul. Oman Fathurachman, filolog UIN Syarif Hidayatullah menambahkan, baik penceritaan pengalaman berhaji yang ditulis orang Nusantara maupun bangsa lain punya ciri masing-masing. “Jadi orang-orang Nusantara juga naik haji dan menuliskannya, tapi karakternya sangat berbeda,” asing, seperti Ibn Battutah menulis pengalaman perjalanan dengan kebiasaan mendeskripsikan yang dia lihat. Sementara orang Nusantara lebih menerangkan pengalaman spiritual, kondisi perjalanan haji, seperti kondisi kapal dan pengalaman rohaninya. “Itu yang menonjol. Jadi kita tidak lihat apa yang mereka lihat di sana, orang Arabnya bagaimana, dan lain-lain. Mungkin karena tak begitu paham bahasanya,” ujar Oman.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. YONG DIKEJAR HARIMAU "Pada suatu hari saat yong istrahat sehabis berburu dihutan, tiba-tiba ada seekor harimau jantan mendekati yong dan siap untuk menerkam. Cepat-cepat yong berlari, dalam kejar-kejaran itu, jarak antara yong dan harimau hanya tinggal satu meter saja. Disaat harimau lengah, cepat-cepat yong memanjat pohon pinang." Yong diam sejenak "Setelah lama yong tunggu diatas pohon pinang yang kebetulan berbuah lebat itu, harimau tak kunjung pergi. Naik darah yong, yong gego goncang pohon pinang itu sampai berguguran buahnya menimpa harimau,, eee harimau bergeming, tak kunjung pegi" "Yong lihat harimau tak mau pergi, yong guncang lagi pohon pinang itu sekuat-kuatnya, kali ini yong heran, kenapa harimau berlari terbibit-birit, setelah yong periksa, rupanya buah pinang yong copot sebiji dan mengenai kepala harimau. Oleh karena itulah harimau lari tunggang langgang" Maknanya kalau pergi berburu haruslah membawa senjata yang lengkap, ketika berjumpa binatang buas bisa untuk membela diri. Tidak perlu memanjat pohon. Yong dolah adalah seorang Legenda dari kota Bengkalis yang sangat populer di provinsi Riau dengan cerita dongengnya yang penuh makna. Kini beliau telah wafat. Namun telatah almarhum tidak pernah lekang dimakan masa, tetap selalu dikenang oleh masyarakat Kabupaten Bengkalis. Ditulis, dikreasi dan dikutip dari cerita mulut kemulut oleh Iwan Eriadi Lihat Dongeng Selengkapnya